Sabtu, 27 Maret 2010

Elektroenselografi (EEG)

Elektroenselografi adalah suatu alat yang mempelajari gambar dari rekaman aktivitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interprestasinya. Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil(mV) yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai gelombang alfa,beta, dsb. Pembacaan EEG oleh dokter dapat dijadikan acuan untuk tindakan dan penanganan selanjutnya kepada pasien.



Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu tujuan utamana dari pemeriksaan EEG selain interprestasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosa. ada pepatah yang mengatakan "bad EEG worse than no EEG at all"

Sinyal EEG memiliki keunggulan yakni dapat mengidentifikasi kondisi mental dan pikiran, serta menangkap persepsi seseorang terhadap ransangan luar . Transformasi sinyal EEG menjadi suatu model merupakan suatu cara yang efektif dalam membantu klasifikasi sinyal EEG, mengidentifikasi serta mengestimasi spektrum sinyal EEG. Sinyal EEG mengandung komponen-komponen tertentu, yang dikenal sebagai gelombang alfa(8-13Hz), beta (14-30 Hz), teta(4-7Hz), delta(0,5-3 Hz) sehingga transformasi sinyal EEG menjadi daerah-daerah frekuensi dimana menjadi hal yang sanga berguna, terutama dalam identifikasi gelombang-gelombang di otak.
alfa 8-13 Hz relaks,mata tertutup
beta >14 Hz kondisi berfikir / aktifitas
teta 4-7 Hz tidur ringan/stres emosional
delta 0,5-3Hz tidur nyenyak




Tidak ada komentar:

Posting Komentar